KAMU sudah pernah ke Gua (Goa) Napalicin Lur……
Sepengetahun kami, hingga kini belum ada nama khusus dari Gua Napalicin.
Napalicin mengambil nama desa terdekat dengan gua tersebut yakni Desa Napalicin, Kecamatan Ulu Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumsel.
Gua Napalicin dijadikan salah satu objek wisata alami yang bersejarah.
Jarak tempuh dari Kota Palembang (Ibukota Provinsi Sumsel) sekitar 486 KM, atau dari Kota Lubuklinggau sekitar 143 KM dan dari Muara Rupit (Ibukota Kabupaten Muratara) sekitar 83 KM.
Objek Wisata Alam Gua Napalicin ini memang sangat cocok untuk Peneliti, Sejarawan, kaum muda yang hobi berpetualang dan penikmat wisata alam yang menyukai tantangan.
Bila belum pernah masuk Gua Napalicin sebaiknya menggunakan jasa pemandu orang setempat, karena jangan sampai terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
Kalau masalah keamanan, ya … bisa dibilang aman karena kondusifitas wilayah sudah terjaga dengan baik selama ini. Terutama warga sekitar yang ramah dan bersahabat.
Perkembangan pengunjung Gua Napalicin mulai ramai setidaknya 20 tahun terakhir dan sudah mencapai ratusan ribu wisatawan yang datang dari berbagai daerah termasuk dari mancanegara.
Keaslian Gua Napalicin sampai hari ini masih terjaga, karena wilayah tersebut masuk Kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), tidak boleh dirubah bentuk apalagi disentuh pembangunan dari pemda.
Yang namanya kawasan hutan, ya harus tetap dijaga kelestariannya Lur…. demi masa depan wilayah kita dan merupakan paru-paru dunia, kita sepakat ya!
Bersama pemandu, M. Darwi (47) warga sekitar, Selasa (7/1/2025), kami mendaki tebing (mungkin lebih dari 5 kelokan dengan ketinggian tebing sekitar 100 meter atau lebih, nggak ngitung), kami sempat tiga kali berhenti, olah napas (menges lur….) untuk mencapai mulut gua.
Setelah masuk Gua Napalicin dan menelusuri dalamnya, begitu banyak ruangan-ruangan.
Di dalam gua kita disuguhi dengan nuansa bebatuan alami yang memiliki pintu masuk seluas sekitar 15 meter.
Jadi, setelah melewati pintu masuk gua, kita langsung dapat melihat bagian lantai dinding dan atas gua yang berbentuk stalagtit dan stalagnit.
Lapisan stalagtit dan stalagnit dalam gua ini terbentuk secara alami sejak ratusan, bahkan ribuan tahun lalu.
Kita bisa menikmati seluruh pemandangan yang menakjubkan di berbagai sudut gua ini. Ada terlihat biasan cahaya menembus gua, terutama di area antara bukit yang satu dengan bukit yang lainnya.
Dan hal ini merupakan pemandangan indah dan penuh artistik juga sangat menakjubkan di dalam ruang Gua Napalicin yang gelap, dingin dan berair dengan ditemani nyanyian kelelawar yang tak terhitung jumlahnya.
Ada Istilah ruangan atau lantai 1, nampak ada bekas pemandian semacam bak air dan bathup, bulir padi besar diatasnya ada kucing raksasa dan ada semacam 2 orang berdiri dengan mangkuk diatas kepala namun sudah tersambung cucuran air yang membatu dari atasnya (menyatunya Stalaktit dan Stalakmit).
Kemudian, lantai 2 ada semacam kubah, karena ruangannya agak bulat dan atasnya melengkung seperti kubah.
Lantai 5 ada seperti orang sholat jejer 3 dan tempat istirahat. Lantai 3 kebawah ada batu batu berwarna kuning keemasan, tapi bukan emas. Bisa jadi karena ada lubang yang karena bias dan pantul sinar matahari selama ratusan atau ribuan tahun akhirnya jadi kuning (itu cuma perkiraan lur…).
Untuk mencapai puncak diatas gua melalui lubang seukuran badan. Disini merupakan pemandangan tertinggi ditempat tersebut, bisa melihat semua kawasan termasuk Desa Napalicin dan sekitarnya.
Dari penuturan M. Darwi, mungkin semacam legenda dulunya bukit tersebut merupakan sebuah kapal yang terdampar. Karena sebelumnya sekitar kawasan mungkin perairan.
Suatu saat ada pengembara yang lewat disitu. Melihat kapal terdampar, pengembara itu berusaha naik ke atasnya namun tak berhasil.
Sang Pengembara lalu bersumpah, dan kemudian sumpah itu membuat kapal berubah menjadi batu. Dan Gua Napalicin dipercaya merupakan tempat batu tersebut.
Diketahui sebagai legenda bahwa si pengembara itu adalah Si Pahit Lidah.
Menurut pendapat kami Lur…., sebaiknya kalau kamu mau ke Gua Napalicin hendaknya membawa beberapa perbekalan yang sangat penting, yakni senter, sendal atau sepatu yang tidak licin tapaknya, botol minuman dan makanan, dan beberapa keperluan lainnya yang dirasa penting untuk keamanan.
Tapi ingat ya Lur… jaga kebersihan, bekas makan atau bekas botol minuman jangan buang sembarangan, sebaiknya dikemas dan dibungkus untuk bawa kembali keluar, jangan kotori Gua Napalicin.
Jadi kapan Lur… mau ke Gua Napalicin? (*)
Tulisan ini dibuat saat lawatan ke Gua Napalicin, Kami Mahasiswa STAI BS Lubuklinggau, Prodi Hukum Tata Negara sedang Kukerta di Desa Kuto Tanjung, Ulu Rawas, Muratara.