PEMANDANGAN Bukit Bungkuk Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) mengingatkan kembali kecelakaan pesawat diperkirakan jenis foker yang terjadi Tahun 1998 lalu.
Sumber penulis dari M. Darwi (47) warga Dusun II Desa Kuto Tanjung Kecamatan Ulu Rawas, Musi Rawas Utara (Muratara), Jum’at (3/1/2025) saat berkunjung ke Puncak (Punyung) Napalicin, memperkirakan kecelakaan pesawat sekitar Tahun 1998 lalu.
Dia bercerita saat itu Pagi Hari Jum’at, dia sedang bekerja diladang dan memang mendengar suara pesawat dan melihat terbang di langit wilayah Kuto Tanjung, Napalicin dan sekitarnya, pesawat itu berputar mengelilingi secara berulang.
Namun dia tidak memperdulikan masalahnya apa, belakangan diketahui karena pesawat ingin mencari tempat pendaratan darurat dengan target area persawahan di Desa Napalicin.
Karena tak berhasil dan malah menabrak bagian atas Bukit Bungkuk yang agak landai.
“Kalau tidak salah dari kecelakaan pesawat tersebut menewaskan 5 orang termasuk pilot orang Australia dan co-pilot orang Indonesia.
Saat kejadian warga Desa Napalicin sempat mendengar ledakan besar dari arah bukit.
Tapi tidak tahu pasti siapa yang dahuluan datang ke area kecelakaan itu,” terangnya sambil mengingat peristiwa yang sudah lama itu.
Setelah itu, ingatnya. Pihak TNKS memasang semacam tiang atau tonggak yang atasnya terlihat dari satelit (atas) sebagai penunjuk GPS maupun titik koordinat.
Sehingga begitu ada info kecelakaan atau putus komunikasi pesawat ke tower bandara akan cepat diketahui posisi atau letak pesawat yang hilang kontak atau karena jatuh kecelakaan.
“Itu maksudnya untuk mempercepat evakuasi pesawat yang jatuh karena keberadaannya diketahui.
Alat itu sempat diujicoba juga agar dapat membuktikan memang berfungsi.
Tapi yang jelas kita tak ingin kejadian terulang, semoga kedepannya tidak ada lagi. Kecelakaan pesawat itu juga sudah lama terjadi,” tutupnya. (*)