Asal Mula Batu Ampar Menjadi Tempat Wisata dan Kendala Pembangunan

WISATA alami Batu Ampar di Desa Kuto Tanjung, Ulu Rawas, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) banyak menarik minat pengunjung.

Suasana alam yang masih asri, bak perawan yang belum disentuh pembangunan manusia.

Alasannya, karena regulasi dan berada di kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), Batu Ampar tak boleh dibangun atau direkayasa agar lebih cantik lagi sebagai tempat wisata.

Sehingga APBD tak bisa bangun Batu Ampar karena berbeda penguasaannya.

Batu Ampar sendiri berasal dari hamparan napal (batu karang/batu napal) yang dilalui air dicelah-celahnya. Air mengalir ketempat yang rendah sehingga terlihat berliku.

Ditopang dengan alam sekitar yang indah, Batu Ampar menjadi daya tarik bagi masyarakat.

Awalnya, Batu Ampar itu tempat orang makan-makan setelah berkumpul, oleh warga setempat maupun pendatang. Namun karena terasa enak dengan suasana dan tempat hamparan batu atau napal yang mendukung, akhirnya dikenal secara luas kalau tempat tersebut menyenangkan untuk dikunjungi.

Menurut M. Darwi (47) warga Dusun II Desa Kuto Tanjung, mulanya Batu Ampar tempat orang berkumpul untuk makan-makan, tak bisa dipastikan dari mana saja. Dan diperkirakan pada tahun 2010.

“Karena dirasa menyenangkan, maka semakin luas menyebar informasi tentang keindahan dan keasrian Batu Ampar.

Hingga kini Batu Ampar ramai dikunjungi, terutama saat libur tahunan, seperti Tahun Baru, Lebaran dan libur nasional lainnya.

Jumlah pengunjungpun fluktuasi setiap tahunnya, kendati pernah mencapai ribuan pengunjung, namun tahun ini justru drastis berkurang. Apalagi kondisi air Batu Ampar nyaris kering dan sangat sedikit,” tutupnya. (*)

error: Content is protected !!